Home » , » Catatan Isu Komunis : Agenda AS di Indonesia : Mengulangi Sukses di Tahun 1965 - Part 1

Catatan Isu Komunis : Agenda AS di Indonesia : Mengulangi Sukses di Tahun 1965 - Part 1

G 30 S PKI Jilid 2
Bogor (WWB) - Tahun 2009, ABAS mendampingi SBY untuk menerima penghargaan dari Club Boston. Wikileak membocorkan, bahwa sebelum berangkat ke AS, Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta mengirim pesan diplomatik ke ke Central Intelligence Agency (CIA), Defense Intelligence Agency, National Security Council dan Menteri Luar Negeri AS. 

Apa isi pesan tersebut? Dalam file berkategori sensitive but unclassified (SBU) itu, Kedubes AS di Jakarta melaporkan tentang profil Anies. “Teman AS..,”

Mungkin tidak banyak orang tahu, apa itu Boston Club. Kalau anda mau riset lebih dalam lagi di google maka anda akan tahu bahwa club Boston adalah think thank pembaharuan AS dalam rangka New world order era yang dibiayai oleh konglomerasi Yahudi, yang salah satunya Rotchild, mitra Hashim Djoyohadikusomo dan Carl Icahn, pemegang saham utama Freeport McMoran. 

Boston Club adalah club sosial yang paling bergengsi di AS. Tidak mudah menjadi membersnya. Hanya orang tertentu, dan paling elite di AS yang bisa jadi members. Mereka adalah para politisi, pengacara Top, pengusaha papan atas. 

Akses ABAS ke Boston Club, tentu tidak datang begitu saja. Itu bukan karena koneksinya dengan elite politik. Tetapi memang sudah dipersiapkan AS sejak lama. Ia adalah salah satu alumni dari program AFS yaitu pertukaran pelajar antar bangsa dan tinggal selama setahun di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat. 

Setamat dari UGM, dia mendapat beasiswa Fulbright dari AMINEF untuk melanjutkan kuliah masternya dalam bidang keamanan internasional dan kebijakan ekonomi di University of Maryland, College Park (USA). Kemudian mendapat beasiswa Gerald S. Maryanov Fellow untuk meraih gelar doktoralnya. 

Artinya sejak SMA dia memang sudah qualified dalam program binaan antar bangsa AS.

Bulan April 2018, ABAS berkunjung ke AS sebagai pembicara pada acara Annual Global Conference 2018 yang dilaksanakan di Los Angeles. The Global Conference merupakan pertemuan para pemimpin dan tokoh penting dari seluruh dunia untuk bersama-sama mencari solusi bersama terhadap permasalahan dan isu global seperti pasar finansial, industri, kesehatan, pemerintahan dan pendidikan melalui 150 diskusi panel. 

Jadi memang Anies itu anak emas Elite politik AS. Tahun ini pengaruh AS semakin besar terhadap indonesia. Itu tanda semakin akomodatif nya Indonesia terhadap politisasi agama, dan karena itu terkesan pemerintah tidak bisa tegas kalau sudah menyangkut kelompok islam, termasuk tidak bisa tegas terhadap ABAS.

Dari dulu AS menggunakan ARAB menyebarkan paham wahabi ke seluruh dunia bertujuan memecah belah umat islam, dan sekaligus menjadi pressure terhadap pemerintah yang bukan golden boy AS.   Belakangan setelah perang dingin, bukan hanya Paham Wahabi, AS juga berada dibelakang Ikhwanul muslimin, untuk tujuan sama. 

Menciptakan radikalisme islam untuk menggoyang pemerintah yang tidak bisa menerima agenda AS. Lihatlah bagaimana petinggi PKS terbang ke Washington bertemu dengan elite politik AS untuk meminta dukungan dari AS menekan China dalam kasus muslim Uighur.

Makanya kalau sekarang setiap pembahasan partai tentang calon presiden dan wapres maka selalu nama Anies disebut, itu bagian dari agenda orang yang ada di Boston club untuk menanamkan pengaruh dan hegemoni AS di seluruh dunia. 

Bisa saja, bagi para patron Islam menganggap kini adalah era kebangkitan umat. Niat untuk menjadikan ABAS sebagai presiden (atau Wapres  2024), untuk melancarkan agenda mereka mengubah UUD 45 yang bersyariah. Namun mereka lupa, ketika rezim pro AS berkuasa, yang pertama kali disikat adalah radikalisme islam itu sendiri. Mengapa? 

Karena AS sangat paham radikalisme, dia creator nya dan itu hanya diperlukan AS untuk mencapai tujuannya, bukan untuk menjalankannya. Lihatlah fakta sejarah. Soeharto berhasil menjatuhkan Soekarno berkat dukungan Islam, namun setelah Soeharto berkuasa, gerakan islam di bungkam secara sistematis. 

Lihatlah fakta Turki, Erdogan yang IM berhasil mengalahkan partai sekular, namun setelah dia berkuasa, pendukung militannya lebih dulu ditangkapi lewat kudeta direkayasa. Ribuan ulama IM ditangkap, yang lari keluar negeri, diburu. 

Muhammad Morsi yang IM, berhasil menang pemilu menjatuhkan Mubarak, juga akhirnya dijatuhkan oleh AS lewat kudeta Militer. Berteman dengan srigala, hanya memberikan cara efektif dan efisien memangsa anda. Percayalah!

Judul Asli : Agenda AS di Indonesia

Erijeli Bandaro

Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa

Terimakasih Sudah Membaca & Membagikan Warta WA Bogor - Bogor WhatsApp News

Previous
« Prev Post
Sebelumnya
Next Post »

Populer