Dear pa Kalla,
Statistik yg Anda kemukakan itu saya sangat percaya kebenarannya. Mungkin Anda bingung Pak dgn statistik ini, biar saya coba bantu menjelaskan dari sudut pandang saya sebagai tionghoa Kristen, walau sebetulnya Anda juga pasti tahu kisah banyak konglomerat tionghoa Kristen atau tionghoa Kong hu cu Indonesia yang memulai usahanya dari nol dan berasal dari keluarga miskin!
Menurut saya Pak, penyebab kesenjangan tersebut adalah akibat perbedaan budaya yang sangat besar, antara budaya yg sangat efisien dengan budaya yg sangat boros.
Biar saya jabarkan dalam bahasa sehari-hari Pak...
1. Bagi orang tionghoa, dlm berbisnis menjaga kepercayaan bos (supplier) dan kepercayaan customer sangat penting.
Ini menyebabkan kami tidak pernah kekurangan modal ketika dagangan membesar krn selalu disupport supplier.
2. Rata2 kami dididik dan mendidik anak2 kami, anggota keluarga kami dgn disiplin dan diajari tanggung jawab, terutama secara ekonomi.
Bagi seorang tionghoa membebani keluarga secara ekonomi sangatlah memalukan. Sebagian akan mengalami tidak dipandang sebelah mata, perasaan terinjak2. Namun semua itu tidak membuat kami cuma bisa sirik dan benci Pak, tp memicu kami utk bangkit dan berusaha sebaik2nya agar tidak dihina.
3. Kami tidak banyak mengeluarkan uang untuk berdandan, bersosialisasi, beramal, saweran sekeliling supaya dipandang kaya dan dihormati. Jika ada tionghoa yg melakukan itu semua biasanya mereka yang sudah di level berekonomi berlimpah atau sedikit yg maksa.
Pelit ya? Memang itu sifat dasar etnis tionghoa yang sdh tidak begitu parah sekarang, karena akulturasi budaya dan ajaran agama yg mengajarkan untuk memberi dan menabur kepada yg membutuhkan.
Karena kami sangat disiplin kepada diri sendiri, kamipun memperlakukan orang lain seperti itu. Kalau kami dari susah bisa bangkit dgn kerja keras, maka orang lain kalau susah ya salahnya sndr, malas dan boros, tidak bs jaga kepercayaan dan mental krupuk. Kami tidak akan kasihan dgn orang yg malas dan bermental jelek.
4. Kami jarang melakukan kawin cerai dan berpoligami.
Sehingga energi dan sumber daya keluarga tidak terbuang untuk urusan ribut rumah tangga dan kami bisa terus mengejar target ekonomi kami.
5. Tionghoa Kristen yg sungguh2 beriman banyakan bayar perpuluhan dari pendapatannya ke gereja, dan menurut janji Alkitab berkat Tuhan akan tercurah bagi umat yg taat. Percaya atau tidak, data statistik Anda membuktikannya toh? Sedang tionghoa Kong hu cu rata2 banyak membantu anggota keluarganya untuk bangkit secara ekonomi, tidak diberi ikan tetapi kail!
Dan orang yg menabur yg baik tentu akan menuai yg baik kan?
6. Kesuksesan para tionghoa tsb tentu secara otomatis menarik naik kaum keluarga dan kerabatnya dari generasi ke generasi. Semua suku tentu lebih mudah berkomunikasi, berinteraksi dan menanamkan kepercayaannya kepada sesama kerabat dan sukunya sendiri toh? Apa Bpk tidak begitu?
7. Pembatasan profesi suku tionghoa dari zaman dahulu dalam segala bidang telah membuat jalur dagang satu2nya jalan penghidupan. Sekarang di kala bangsa ini mulai menyadari perlunya mencetak byk enterprenueur kami sudah melakukannya dari generasi ke generasi.
8. Mungkin darah dan air mata kami yang telah banyak tercurah di Bumi Pertiwi saat peristiwa pembantaian dgn isu PKI dan Kerusuhan rasial 13 Mei 1998 telah mengetuk pintu belas kasihan Tuhan kepada kami, dan sebaliknya mendatangkan kutuk bagi para pelaku dan keturunannya. Mohon maaf Pak, saya tidak maksud mengutuki, saya diajar untuk mengampuni dan mendoakan pertobatan mereka.
Begitu kurang lebih analisa saya sebagai seorang tionghoa Kristen Pak. Mungkin Bapak bisa kasih analisa mengapa banyak orang Islam yg miskin?
_Kalau boleh saya kasih masukan Pak... karena jumlah orang Islam itu ratusan juta di Indonesia Pak! Ya iyalah lebih banyak orang miskin Islam dibanding orang miskin tionghoa_, lho.
*Dan ilmu ekonomi suku tionghoa yg muktahir ada dalam diri seorang Ahok Pak, Tionghoa Kristen gila yang menyimpang dari kebiasaan sukunya yg rata2 punya prinsip "Jangan mencampuri urusan orang lain, apa untungnya?" Si kafir Ahok punya hati dan belas kasihan untuk membenahi perekonomian orang2 miskin di DKI dengan visi "Penuh perutnya, dompetnya dan otaknya" dengan tidak mengejar pertambahan kekayaan bagi dirinya sendiri yang sangat bertentangan dengan budaya Tionghoa di mana ekonomi keluarga itu no.1, sosial nomor terakhir*.
*Dan apa yang dilakukan bangsa ini kepada Ahok? Memenjarakannya! Dan menggesernya dengan pejabat yg trackrecord, kapabilitas dan integritasnya belum teruji hanya karena seiman*.
*Nah, dengan pola pikir dan mental yg seperti ini ya saya gak heran Pak, mengapa masih banyak orang muslim yg miskin di tanah air. Karena mereka masih dijajah oleh saudara seimannya ( *para koruptor yang punya prinsip tidak apa2 korupsi kalau buat bangun mesjid dan sumbang anak yatim piatu*... *Bapak tahu gak uang haram itu mengandung kutuk*? )
_*Well, begitulah panjang lebar penjelasan saya untuk dimengerti Pak*_.
_*Mohon maaf bila tersinggung, karena kamipun sudah bukan tersinggung lagi dan merasa dibully habis sejak dari zaman kecil yg kalau lewat sering diteriaki "Cina! Cina loe!"*_ _*Hingga hari ini dipanggil dgn nama kafir, dirusak tempat ibadahnya, didiskriminasi dalam segala perijinan dan beasiswa, dan dihalalkan darahnya untuk dibunuh*_.
Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa
matahatinews
09.56
New Google SEO
Bandung, IndonesiaKisah internasional terbesar di seluruh Indonesia selama seminggu terakhir adalah disahkannya Omnibus Law Presiden Jokowi. RUU itu dikaji selama lebih dari setahun; itu mengubah 79 undang-undang dan lebih dari 1244 pasal dalam undang-undang yang ada yang mencakup undang-undang ketenagakerjaan, perpajakan, pendaftaran bisnis, dan banyak lagi.
Pendukung di dalam negeri melihatnya sebagai proses reformasi yang sangat dibutuhkan untuk labirin legislatif dan sistem peraturan Indonesia. Para pengeritik di dalam negeri melihatnya sebagai cara melucuti perlindungan pekerja, yang telah ditunjukkan minggu ini dalam berbagai protes di Jakarta. Perdebatan domestik ini adalah aspek terpenting dari RUU tersebut.
Namun, dalam pers internasional, liputannya memiliki nuansa lingkungan dan anti-kelapa sawit yang khas. Hal-hal khusus yang menjadi masalah adalah penyederhanaan aturan penilaian dampak lingkungan - yang dikenal sebagai AMDAL - di Indonesia.
*Mighty Earth,* yang baru-baru ini _dipaksa untuk mengungkapkan dana rahasia mereka yang diperoleh dari Pemerintah Norwegia untuk melakukan aktivitas anti-kelapa sawit,_ telah memimpin kampanye internasional menentang RUU tersebut. Ini telah sejalan dengan sekelompok kecil _kelompok investor_ dan _aktivis keagamaan_ yang tampaknya terhubung.
Selama enam minggu terakhir, Mighty Earth, _telah mengeluarkan tidak kurang dari tiga pernyataan menentang RUU tersebut,_ menyerukan kepada Presiden untuk menghentikan RUU tersebut, dengan alasan bahwa _industri kelapa sawit dan perusahaan besar internasional harus secara terbuka menentang RUU tersebut,_ dan bahwa RUU tersebut akan merusak moratorium Presiden.
Lebih lanjut, Mighty Earth, yang terhubung dengan cabang dari _firma lobi yang didirikan oleh mantan anggota Kongres AS Henry Waxman,_ telah secara aktif _menyebarkan penolakan terhadap RUU tersebut di media AS seperti NYT, serta outlet internasional BBC dan DW._
_Mighty Earth berhak memiliki pendapatnya sendiri, tetapi tidak berhak memiliki fakta sendiri._
Inilah pertanyaannya: mengapa Pemerintah Norwegia *membayar beberapa organisasi AS* untuk _menentang proses pembuatan undang-undang Indonesia dengan kedok kampanye anti-minyak sawit?_
Secara kritis, ia juga mencoba untuk _mendorong perusahaan internasional seperti Unilever dan Jardine Mathieson ke dalam urusan politik Indonesia,_ dan tampaknya _mengorganisir investor internasional untuk melakukan hal yang sama._
Unsur baru, yang bisa dibilang lebih agresif, untuk kampanye Mighty Earth telah hadir saat _manajer-manajer kampanye_ organisasi itu - yang telah membuat banyak pernyataan pers baru - telah terdaftar sebagai agen asing di bawah Undang-Undang Pendaftaran Agen Asing AS.
Dan badan yang membayar untuk aktivitas anti-Jokowi Mighty Earth? Badan Kerjasama Pembangunan Norwegia (_The Norwegian Agency for Development Cooperation_).
Duta Besar Norwegia untuk Indonesia Vegard Kaale mungkin memiliki beberapa penjelasan untuk diberikan. Mungkin sudah waktunya dia dipanggil ke Kementerian Luar Negeri RI.
*'Interferensi' yang Terus Berlangsung oleh Norwegia dalam Urusan Dalam Negeri Indonesia Dipertanyakan*
Kerja sama bilateral Norwegia dengan Indonesia telah didokumentasikan dengan baik. Dukungan mereka untuk moratorium Presiden didukung oleh pemerintah Indonesia dan telah berjalan dengan baik. Insentif finansial Norwegia untuk mengurangi deforestasi di Indonesia menghasilkan pembayaran ke Indonesia.
Namun, kerja sama ini dirusak awal tahun ini ketika _Rainforest Foundation_ yang didukung oleh Pemerintah Norwegia menulis laporan yang menyerang bahan bakar nabati Indonesia dan perjanjian perdagangan bebas antara kedua negara.
Dalam surat yang dilihat oleh POM, Duta Besar Norwegia untuk Indonesia menulis kepada para pemangku kepentingan kelapa sawit Indonesia, _“Selama kemitraan kami, Indonesia telah menerapkan sejumlah reformasi kebijakan untuk meningkatkan praktik tata guna hutan dan lahannya. Indonesia sekarang telah memberikan hasil dalam pengurangan deforestasi… Kemitraan kami tampaknya berada di jalur yang benar… Fakta bahwa laporan tersebut telah menerima dukungan keuangan Norwegia tidak berarti kami setuju atau bertanggung jawab atas setiap kesimpulannya. ”_
Mengingat serangan yang sedang berlangsung dari Mighty Earth yang didanai NORAD, kata-kata ini terdengar hampa. Dengan kata lain, Norwegia dengan tidak percaya menyatakan bahwa mereka tidak mendukung pesan tersebut, tetapi siap untuk mendukungnya secara finansial. Ini memunculkan pertanyaan yang lebih besar.
• Pertama: mengapa Norwegia _terus membayar mantan anggota Kongres AS yang menjadi pelobi jutaan dolar untuk mengganggu urusan politik dalam negeri Indonesia_ dan reformasi kebijakan selama krisis ekonomi dan kesehatan terbesar yang kita ingat baru-baru ini?
• Kedua: Omnibus Law tampaknya _tidak akan memengaruhi aturan yang ada seputar moratorium_ dan merupakan reformasi besar yang didukung secara pribadi oleh Presiden. Akankah Norwegia _menolak serangan-serangan lebih lanjut_ terhadap reformasi kebijakan Presiden?
• Ketiga: Apakah Norwegia serius dalam memelihara kemitraan kerjasama dengan Indonesia?
Terserah Norwegia untuk memutuskan, tetapi serangan yang sedang berlangsung dari Mighty Earth mempertanyakan komitmen Norwegia.
(Tulisan selengkapnya silakan cek di _https://palmoilmonitor.org/_)
Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa
matahatinews
10.39
New Google SEO
Bandung, IndonesiaSebagian rakyat itu demo..., karena mereka tidak percaya sama pemerintah.
Kenapa merekatidak percaya....?
Karena mereka tidak tahu apa yang sedang dikerjakan pemerintah.
Mungkin banyak di antara kita yang tidak tahu..., apa yang diam-diam dikerjakan oleh Pak Jokowi....?
Saat ini Arab Saudi lagi sadar..., bahwa minyak bumi mau habis..., sehingga Putra Mahkota nya diperintah untuk diplomasi kemana-mana..., dan membangun investasi di negara lain.
Pemerintah kita juga sadar..., bahwa masa depan dunia ini bukan lagi minyak bumi..., tapi nikel.
China sudah memiliki teknologi...., dan secara masive memproduksi Mobil Listrik.
Uni Eropa tak mau kalah..., mereka telah lebih dulu memproduksi Mobil Listrik dan memperkenalkan ke ujung dunia.
Namun mendadak Uni Eropa marah..., karena Jokowi melalui PERMEN No 11 tahun 2019 melakukan penghentian ekspor bahan mentah bijih nikel ke Eropa.
Uni Eropa menggugat Jokowi ke WTO..., karena larangan ekspor ini.
Dan jokowi menjawab...:
“Indonesia tidak lagi ekspor bijih nikel..., Indonesia akan membangun sendiri pabrik baterai untuk bahan bakar mobil listrik....”.
Apakah kita tahu cerita ini....?
Tentunya tidak semua dari kita tahu cerita ini.
Apakah Jokowi cuma membual....?
Tentu tidak..., Jokowi tidak ada 'potongan' sebagai pembual.
PT Vale Indonesia...; adalah perusahaan pertama yang melaksanakan Kontrak Karya penambangan bijih nikel pada tahun 2014..., dan perusahaan tambang ini 58% sahamnya adalah milik perusahaan yang ditunjuk oleh Pemerintah.
Artinya apa....?
Perusahaan Nikel terbesar ini...., dikelola oleh bangsa sendiri.
Dan masih banyak lagi perusahaan nikel lain..., yang berkonsep Kontrak Karya tersebar di Sulawesi.
Pembangunan perusahaan nikel ini..., amat masif di periode pertama pemerintahan Jokowi.
Apakah kita tahu itu....?
Dahulu...., Indonesia selalu mengekspor bijih nikel mentah ke Uni Eropa.
Uni Eropa sangat senang...., karena bisa membeli bahan baku baterai dengan sangat murah dari Indonesia.
Apa gunanya Eropa mampu memproduksi mobil listrik...., jika tidak punya bahan baterainya....?
Nah...., sekarang bayangkan juga konglomerat yang sudah makan enak hasil ekspor nikel ke Eropa....?
Mereka pasti gigit jari..., karena sudah dilarang sama Jokowi.
Apakah mereka diam....?
Pastinya tidak...., dan sudah pasti melawan dengan berbagai cara.
Kini...., Jokowi menghentikan tabiat buruk itu.
Jokowi membangun perusahaan nikel dari hulu ke hilir..., sehingga kita tidak akan menjual nikel dalam bentuk bahan mentah yang murah..., tapi dalam bentuk baterai yang mahal.
Di satu sisi..., kita mendapat keuntungan yang berlimpah.
Di sisi lain...., Eropa akan sangat bergantung pada kita.
Apa ini jalan mulus....?
Kita orang awam melihatnya mulus dan lancar..., tapi apa kita paham perlawanan besar dunia sedang menghantam Jokowi saat ini....?
Even presiden yang mereka bilang plonga plongo itu..., di balik layar sedang perang melawan Uni Eropa.
Apa kita tidak menyadari hal itu....?
Seberapa kuat Jokowi mampu memenangkan perang ini....?
Wong di dalam negeri saja..., banyak di antara kita yang kerjaannya cuma dema-demo.
Jokowi kemudian membangun perusahaan Baterai Electroc Vehicle (EV)..., yang sekalipun banyak diprakarsai perusahaan China..., namun tetap prinsipnya adalah Kontrak Karya.
Kenapa China....?
China adalah negara dunia ketiga...., yang hari ini juga gencar memproduksi Mobil Listrik selain Uni Eropa..., bahkan melewati prestasi Amerika.
Uni Eropa hanya ingin membeli bahan baku nikel dari kita..., dan enggan melakukan kerjasama.
China sadar....; bahwa mereka memiliki teknologi dan SDM Ahli..., tetapi tidak memiliki bahan baku baterai.
Sementara Indonesia...., memiliki bahan baku tapi tidak dengan teknologi.
Mutualisme ini..., melahirkan investasi yang saling menguntungkan.
Inilah asal muasal mereka pada heboh TKA China.
Mereka menolak...., karena belum tahu latar belakang ceritanya bukan....?
Jika bukan China..., masa depan cerah Indonesia akan terlewatkan.
Arab Saudi sudah diundang..., tetapi tidak mau menanamkan modalnya...., karena jelas Arab Saudi tidak punya teknologi itu.
China tidak merampas kesempatan pekerja...., karena dalam perjanjiannya China hanya akan mendatangkan tenaga terkait mesin dan alat produksi yang berkaitan dengan teknologi mereka.
Begitu juga soal TKA China...., yang di Sulawesi.
Mereka bertugas mengaplikasikan instalasi alat-alat dari perusahaan China ke Indonesia...., untuk mendirikan pabrik nikel sampai pada produksi baterainya.
Apa wajah masa depan Indonesia....?
Minyak bumi akan habis..., Arab Saudi sudah kebingungan untuk menanamkan modalnya kemana-mana.
Eropa terutama Jerman...., dan juga Jepang..., sedang banting setir dari otomotif emisi menuju otomotif listrik...., tapi mereka tidak punya baterainya.
Hanya Indonesia yang punya bahan baku...., lahan...., SDM...., dan pasar.
Nah..., bagaimana cara untuk memperlancar itu semua....?
Indonesia harus siap insfratruktur...., karena bentuk geografis kita adalah pulau dengan jangkauan yang sangat luas.
Lalu regulasi....; Omnibus Law ini adalah senjata jitu...., untuk memuluskan transisi berpindahnya banyak sekali perusahaan asing ke negeri ini.
Lantas...., apa kita tidak takut nanti negara kita dijajah bangsa asing....?
Jangan samakan era sekarang...., dengan jaman Pak Harto.
Sekarang kita sudah memiliki UU Kontrak Karya...., apapun bentuk usaha asing yang masuk ke negeri kita...., minimal 51% sahamnya harus milik perusahaan yang ditunjuk oleh Pemerintah.
Kalau sudah menguasai 51% saham...., maka kita adalah pengelola aktif....; saham yang lain itu hanya menyokong dana dan saran.
Apa Jokowi bisa menjamin pelaksanaan UU tersebut....?
Buktinya sudah nyata...., yaitu Freeport.
Dahulu kita cuma menikmati 9% keuntungan...., sekarang kita sudah memiliki 51% keuntungan Freeport.
Apa mereka tahu perjuangan Jokowi untuk merebut 51% itu....?
Ya sudah pasti tidak tahu...., wong kerjaan mereka cuma mainan hoaks dan demo kemana-mana kok.
Pada 2030....; ditargetkan seluruh armada Trans Jakarta adalah Bus Listrik.
Dan setelah pabrik baterai...., plan berikutnya adalah pabrik Mobil Listrik.
Apakah ini hanya rencana....?
Indonesia sudah memulai pembangunan pabriknys...., kalau tidak percaya silahkan googling Mobil Listrik Indonesia.
Kalau masih belum percaya lagi....?
Lihat Perpres Nomor 55 Tahun 2019...., tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.
Belum percaya lagi....?
Lihat produk-produk kebijakan apalagi...., yang sudah dilandaskan pada Perpres tersebut.
Apa tidak mungkin kita akan menjuarai otomotif dunia...., karena bahan bakunya kita yang punya...?
Apa tidak mungkin kita akan semakmur Arab Saudi di masa mendatang....?
Jokowi tinggal 4 tahun menjabat..., itupun masih mereka recoki dengan isu-isu hoaks.
Nikel..., baterai EV...., dan mobil listrik adalah masa depan Indonesia.
Salam indonesia bangkit.
Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa
matahatinews
19.28
New Google SEO
Bandung, Indonesia![]() |
Para keturunan Arab Sedang Memanipulasi Sejarah Pribumi Bangsa Indonesia |
Nasib Anies rupanya sudah di ujung tanduk. Ambisi menjadi RI 1 hanya akan menjadi angan-angan belaka. Apalagi ada kabar backingannya kini jadi saksi meringankan tersangka korupsi. Anies yang berjuang melawan corona harus terpojok lantaran ulahnya sendiri. Setelah kejanggalan dana bansos DKI dibongkar 3 menteri, kini giliran William membongkar kejanggalan peruntukan APBD yang ternyata tak dimaksimalkan oleh Anies.
Sebelumnya juga heboh permintaan uang 700 milyar oleh Anies untuk pembelian lahan RTH. Padahal DKI sendiri mengaku kalau tak memiliki dana untuk jutaan warga miskin yang terdampak corona, makanya meminta bantuan pusat. Tapi anehnya masih ada permintaan ratusan milyar untuk hal lain.
Seperti dilansir tribunnews.com, William Aditya Sarana PSI bongkar cara janggal Anies Baswedan potong APBD atasi Virus Corona.
Politikus Partai Solidaritas Indonesia atau PSI, William Aditya Sarana kembali mengomentari APBD DKI Jakarta. Kali ini, William Aditya Sarana mengkiritisi alokasi APBD untuk penanganan Virus Corona atau covid-19.
Menurut dia, ada sejumlah kejanggalan dari pemotongan anggaran yang seharusnya dialokasikan untuk penanganan pandemi.
Hal itu ia sampaikan dalam kanal YouTube William Aditya Sarana, diunggah Sabtu (16/5/2020).
"Saya mau blak-blakan," ungkap William Aditya Sarana.
Ia menuturkan besarnya anggaran yang dibutuhkan Pemprov DKI Jakarta untuk penanganan covid-19.
"Jadi sebenarnya berdasarkan Pergub terbaru yang diberikan Pak Anies ke DPRD, Pak Anies membutuhkan uang sebesar Rp 2,8 triliun untuk penanganan covid-19," jelasnya.
Biaya triliunan rupiah itu didapat dari pemotongan anggaran belanja lainnya.
"Uangnya dari mana? Uangnya adalah hasil dari potongan-potongan anggaran yang harusnya dibelanjakan untuk sesuatu yang lain, lalu dibelanjakan untuk covid-19," kata William.
Hal yang menjadi janggal bagi William adalah anggaran pembelian ruang terbuka hijau (RTH) yang tidak banyak dipotong.
Sebelumnya, pembelian RTH dianggarkan sebesar Rp 1,5 triliun.
Namun dari jumlah yang banyak itu hanya dipotong Rp 24 miliar.
"Pertanyaannya, uang Rp 300 miliar RTH itu seperti apa?" ungkap William.
"Sebenarnya uangnya itu bukan Rp 300 miliar, tetapi ada Rp 1,5 triliun untuk belanja ruang terbuka hijau," lanjut dia.
"Hanya dipotong sebesar Rp 24 miliar dari Rp 1,5 triliun itu untuk dimasukkan dalam penanganan covid-19," papar William.
Selain itu, Anies Baswedan masih tetap menjalankan program Formula E yang menuai polemik.
"Yang menjadi ironi adalah Pak Anies membayarkan commitment fee Formula-E Rp 500 miliar," kata William.
Selain itu tunjangan kerja daerah (TKD) aparatur sipil negara (ASN) turut dipotong untuk membantu penanganan covid-19.
"Lalu rencana untuk memotong TKD ASN sebesar 50 persen," ungkapnya.
"Seharusnya kita bisa terlebih dulu memotong anggaran Rp 1,5 triliun untuk RTH," kata William.
William Aditya Sarana menyebutkan masih ada anggaran untuk pembuatan trotoar dengan jumlah besar yang dapat dipotong.
Menurut dia, anggaran tersebut dapat lebih dulu dipotong daripada mengorbankan biaya TKD.
"Lalu ada juga Rp 1,2 triliun untuk trotoar," kata William Aditya Sarana.
"Jadi tidak perlu memotong anggaran dari TKD ASN kita," jelasnya.
"Mengapa Pak Gubernur terlebih dulu mengorbankan ASN-nya?" tanya dia.
William Aditya Sarana menilai banyak proyek yang dapat diundur sehingga dianggarkan kembali tahun depan.
Padahal banyak proyek yang seharusnya bisa dipotong, kita tunda tahun depan.
"Kita fokus dulu untuk penanganan covid-19," tegas dia.
"Ada RTH Rp 1,5 triliun, lalu ada trotoar Rp 1,2 triliun, ada Formula-E Rp 500 miliar.
"Ini yang seharusnya difokuskan Pak Gubernur," papar William.
Penjelasan William ini sekaligus membongkar kenyataan bahwa Anies tak benar-benar serius menangani corona di Ibukota. Pernyataannya tentang permintaan rapid test sejak Januari yang ditolak pusat atau adanya perbedaan data kematian akibat corona yang berbeda dengan pusat nyatanya cuma sandiwara.
Anieslah yang paling tahu hatinya sendiri. Para media cuma dibayar untuk memberitakan pernyataannya. Tapi Tuhan tidak tidur, lambat laun kebusukan DKI 1 akan terbongkar satu persatu.
Setelah kejanggalan bansos yang tak tepat sasaran dan adanya permintaan tak masuk akal DKI kepada pemerintah pusat terbongkar, kini giliran peruntukan APBD. Uang triliunan yang harusnya bisa digunakan mengatasi dampak corona termasuk menstimulus usaha mikro malah digunakan hal yang tidak penting.
Anies hanya ingin semua orang mengakui dirinya paling prihatin dengan adanya corona. Lagu lama rezim SBY yang mengaku didzolimi Mega ia putar kembali. Seolah-olah dirinya dijegal Jokowi dan menterinya. Padahal dirinya sendiri yang tak becus kerja. Saat Jateng dan Jabar bisa mengganggarkan APBD untuk corona lebih besar dari DKI dan tak mengemis ke pusat, harusnya kita tahu kalau Anies hanya main sandiwara.
Dana yang ada tak ia maksimalkan karena tujuan jahatnya hanya menyalahkan pusat untuk setiap kegagalan di DKI. Semoga saja Jokowi dan jajarannya diberikan jalan mengatasi corona di negeri ini serta dilindungi dari fitnah Gubernur dzolim yang ngaku paling sholeh.
Referensi:
https://kaltim.tribunnews.com/2020/05/18/blak-blakan-william-aditya-psi-bongkar-cara-janggal-anies-baswedan-potong-apbd-atasi-virus-corona
https://www.google.com/amp/s/amp.suara.com/news/2020/05/16/021000/anies-minta-anggaran-rp-700-miliar-untuk-beli-lahan-di-tengah-corona
Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa
matahatinews
12.12
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Jakarta (WWB) - Penulisnya suku pribumi yg bernama : Ihsanuddin sgt2 bijaksana* 👍👏, tetapi jika yg nulis suku Tionghoa pasti jadi masalah (red)
Sy singkat intinya :
*Anda Harus sadar anda menikmati masker per box cuma Rp.20.000,-, handphone android 200rb sampai sejuta, sepatu harga 50rb, sandal harga 10.000, bawang putih harga 12.000*
Perbandingan
Anda tahu celana dalam Rp.10.000 dapat tiga di pasar2, kaos Rp. 25.000/biji, gamis, sajadah Rp.30.000/bj dll itu semua impor dari Tiongkok, celana dalam merk Amerika paling murah Rp.200.000/bj, anda siap beli baju2 merk Eropa, Amerika? *Anda siap beli hp Korea yg sudah diatas 2jt, atau iPhone Amerika yg plg murah 8jutaan drpd handphone Tiongkok yg cuma ratusan ribu sd sejuta dua juta?*
Sulit dipungkiri bila Kita banyak yg bisa hidup lebih baik , *_karena ada negara yg bernama Tiongkok_*,
yg tiap hari anda hujat, anda iri, anda fitnah, anda demo tapi apa yg anda pakai mulai underwear, celana dalam, bra sampai jam tangan, handphone, minyak rambut, bawang putih dll dll semua impor dari Tiongkok, mau jadi ataupun setengah jadi atau bahan baku semua barang di Indonesia hampir 100% ada bagian impor dr Tiongkok.*☝☝☝
*Kita ini lho dari ekonomi sj sgt banyak tergantung Tiongkok, mulai dari barang2 yg ada di pasar, mulai bahan makanan spt gandum , bawang, sampai kapas, benang, jarum, harga naik sj teriak2 kesurupan tp kalau pemilu demo anti aseng kok gaya? Itu belum lagi hutang infrastruktur dll. Please dech Ga usah lebay, rasis , sampai maskermu itu perlu benang, perlu jarum, perlu karton yg pabrik2 _bahan bakunya tidak Beli di Sudan, Uni Emirat atau Saudi tapi di Wuhan, di Shanghai dll._*
Sekarang mereka berduka, entah karena perang biologis , entah karena wabah biasa , entah karena apa mereka mendapat wabah corona , di kota industri bernama Wuhan. 65rb org terjangkit, 1.500 lebih sdh meninggal, akhirnya karena antisipasi banyak negara di dunia ini menstop penerbangan & impor barang kesana, termasuk Indonesia.
*Akhirnya pabrik2 kelimpungan mencari bahan baku murah, PHK ,* alternatif mereka mencari ke India, Korea dll yg tentunya harganya lebih mahal berlipat, akhirnya harga jualnya Naik juga.
Mayoritas perusahaan2 di Indonesia skrg ini? 50% Bertahan dg rasionalisasi pegawai,
25% tutup,
25% tdk jelas,
coba cek toko2 online itu 80-90% barang impor, harga lebih murah & 90% dari Tiongkok, pabrik2 di Indonesia gulung tikar atau menyelamatkan diri dg mengimpor barang setengah jadi Dr Tiongkok spy harga jual tetap Kompetitif.
Sy yakin Indonesia sgt punya kemampuan memproduksi benang, jarum sd mesin2.
*Kompetitif Harga?*
Di Indonesia, brp lama membuat ijin produk? 1 tahun bos, teori 2 mgg praktek?
Brp biaya membuat perseroan?
*Teori sich jutaan praktek milyaran?*
Brp operasional pabrik utk menggaji karyawan yg tiap tahun demo ria Naikan UMR dll?
*Berapa banyak org berduit di Indonesia ini yg berani menanamkan uang utk investasi yg tdk pasti👎🏿* Apakah Mrk Mau konyol & bangkrut?
*Pola pikir super konyol dari ombusdman* , pegawai yg sdh setahun wajib diberi 5 kali gaji. Saya ini kadang berpikir, daripada kita mahal2 bayar gaji pejabat bodoh spt begitu kan lbh baik dibuat bikin panti asuhan.
*Yg terpenting perbaiki mentalnya , jgn semua maunya jadi raja kecil yg cm sibuk mengeruk upeti waktu jd pejabat , spy negeri ini mgk bisa selamat , jgn budayakan malas & ingin cepat kaya, benahi industri & investasi di Indonesia ini, pengusaha jgn spt sapi perahan byk yg sdh kabur ke Malaysia SD Vietnam skrg ini.....*
Silahkan anda share supaya makin byk org membaca & sadar dg kondisi negara ini, kapan kita mau berubah?
Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa
matahatinews
18.18
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Bogor (WWB) - "KONSPIRASI DI BALIK IKLAN "ROKOK MEMBUNUHMU" Mengapa ada Iklan "ROKOK MEMBUNUHMU", Namun Rokok masih di Produksi & Pabrik Rokok Tidak di Tutup?
Adakah agenda tersembunyi dari dinamika ini?
Taukah Anda Bahwa balik logika kesehatan itu ada keserakahan kaum kapitalis asing yang hendak menguasai bisnis global di bidang kretek?
Pertarungan politik bisnis internasional menyebabkan Indonesia kehilangan kekayaan negeri sendiri.
Sebab dulu, Indonesia yang pernah berjaya dengan penjualan minyak mandar kini telah diluluh lantakkan dengan bombardir minyak sayur.
Dulu Indonesia pernah jaya dengan minyak mandar atau lomo mandar, tapi dihancurkan dengan isu bahwa minyak mandar tidak baik untuk kesehatan oleh Amerika.
Hal itu juga diberlakukan pada rokok kretek, lewat WHO, WTO dan pemerintahan Indonesia soal bahaya nikotin tinggi.
Matinya Kopra, gula, garam, jamu dan kretek menandai matinya komoditas nasional.Matinya sebuah kebudayaan lokal.
Tahukah Anda tentang sentra produksi minyak kelapa di Mandar, Sulawesi Selatan?
Tahukah Anda tentang Pulau Selayar yang dahulu kala digelari pulau sejuta emas hijau?
Mungkin tak banyak yang tahu kalau di daratan Sulawesi di tahun 1960-an adalah hamparan pulau kelapa yang menjadi tambang hidup rakyat.
Kelapa sering disebut emas hijau berkibar-kibar di sepanjang jazirah Sulawesi, hingga tiba badai jatuhnya harga kopra dunia di tahun 1980.
Ditambah dengan derasnya kampanye perang anti kelapa, benar-benar mengubur minyak kelapa.
Pada tahun 90-an, negeri Uwak Sam, Amerika, getol mengampanyekan bahaya minyak kelapa bagi kesehatan. Sebagai gantinya diperkenalkanlah minyak kedelai yang lebih bersahabat dengan kesehatan.
Indonesia yang sudah berabad-abad menggunakan minyak kelapa akhirnya takluk juga. Pelan tapi pasti minyak kelapa dijauhi, membuatnya tak laku dan industri inipun gulung tikar.
Hal yang sama terjadi pada gula. Tahun 1930-an, Indonesia produsen gula nomor dua dunia di bawah Kuba. Tapi sejak tuan International Monetary Fund (IMF) datang ke Indonesia tahun 1998, yang memaksa pemerintah melepas tata niaga, termasuk diantaranya gula, maka gula import membanjir.
Sejak itu pula tamatlah industri lokal syurga para semut itu.
Sementara garam pernah berjaya di tanah air sendiri pada 1990-an. Kita bahkan mengekspor ke manca negara.
Tapi sejak Akzo Nobel gencar kampanye garam yodium, pabrik-pabrik garam nasional bangkrut.
Jamu juga mengalami nasib tragis. Posisinya sudah kian tersudut oleh obat farmasi modern. Herbal diragukan keampuhannya. Dukungan pemerintah juga minim. Jangan kaget temulawak dipatenkan oleh anak perusahaan LG, Korea Selatan.
Lagi dan lagi, pemerintah Indonesia menggunakan kacamata kuda dengan temuan baru yang dibungkus rapi dalam baju akademis dan kesehatan.
Kampanye intenasional disambut karpet merah, sementara industri lokal yang menjadi korban kampanye tak disokong baik itu kredit, subsidi, tekonologi, riset, proteksi harga dll.
Sementara industri tembakau lamban tapi pasti mengikuti jejak matinya kopra, gula, garam, jamu. Tembakau kini kian tersisih peredarannya seiring dengan aneka beleid baru yang membatasinya.
Tak lama setelah Soeharto jatuh, medio 1999, menyeruaklah isu perlunya pembatasan kadar kandungan tar dan nikotin.
Dengan berlindung di balik isu kesehatan, beleid pembatasan tembakau akhirnya disahkan tahun 2009.
Industri rokok kretek terpukul, sementara rokok putih diuntungkan. Dengan slogan "low tar, low nicotin", rokok kretek sempoyongan, sementara rokok putih yang menggunakan tembakau Virginia masih di atas angin,
Padahal selama ratusan tahun rokok putih tak pernah bisa menggeser rokok kretek.
Dalam buku "Membunuh Indonesia. Konspirasi Global Penghancuran Kretek" diulas tentang adanya perang global melawan tembakau.
Kampanye anti tembakau sesungguhnya bermula dari persaingan bisnis nikotin antara industri farmasi dengan industri tembakau di Amerika Serikat.
Perusahaan farmasi berkepentingan menguasai nikotin sebagai bahan dasar produk Nicotine Replacement Therapy (NRT).
Di dalam negeri ada dua sisi bertolak belakang.
Di satu sisi kebijakan anti tembakau sukses besar. PP tembakau sudah direvisi berkali-kali, puluhan perda anti tembakau, UU Kesehatan dan RPP Pengamanan Produk Tembakau sebagai Zat Adiktif sedang digodog, kawasan dilarang merokok, iklan rokok tak selonggar dulu.
Sementara di sisi lain impor tembakau meningkat tajam. Tahun 2003 sebesar 29.579 ton naik menjadi 35.171 ton di 2004. Hingga 2008 mencapai 77.302 ton. Dalam waktu lima tahun ada kenaikan 250 persen. Impor cerutu juga naik. Rata-rata kenaikan 197,5 persen per tahun. Tahun 2004 impor cerutu masih US$ 0,09 juta, di tahun 2008 naik menjadi 0,979 juta.
Apalagi juga ada fakta raksasa rokok dunia masuk ke Indonesia.
Philips Morris mencaplok Sampoerna (2005) dan BAT mengakuisi Bentoel (2009). Perusahaan farmasi yang menjual terapi rokok juga kian populer di Indonesia.
(Industri kretek yang masih berada di tangan pihak Indonesia adalah Djarum, Gudang Garam, Djeruk dari daerah Kudus, Wismilak.)
Selamat datang penguasa rokok dunia, selamat tinggal industri rokok kretek yang megap-megap menjelang ajal kematian. Industri kretek dalam negeri yang memayungi hampir 30 juta orang yang bekerja di sektor ini.
Lambat tapi pasti rokok kretek menuju liang kematian yang sebelumnya telah ditempati kopra, gula, garam, jamu, dan puluhan lainnya.
Iklan "ROKOK MEMBUNUHMU" hadir Melalui Peraturan Pemerintah (PP) 109/2012, spirit PP tersebut menghancurkan industri kretek nasional untuk digantikan oleh rokok putih milik Phillip Morris dan BAT, dll.
Kampanye " ROKOK MEMBUNUHMU" Di Sponsori oleh Bloomberg Initiative, sebuah lembaga berkedudukan di Amerika Serikat.
Bloomberg Initiative mengumumkan bahwa lembaga itu menyeponsori (Membiayai) ilmuwan, kaum profesional, lembaga penelitian, lembaga yang mengamati produk dan kenyamanan hidup masyarakat yang membelinya, juga, termasuk, menyeponsori lembaga keagamaan, agar membuat fatwa haram atas rokok, maka jelas bahwa ada sesuatu tingkah laku yang mencerminkan keserakahan global.
Banyak pihak dipengaruhi dengan duit. Para pejabat di Departemen, tingkat menteri, di bawah menteri, gubernur, bawahannya, bupati atau wali kota dan bawahan mereka, semua menjadi korban yang berbahagia, karena limpahan duit yang tak sedikit jumlahya untuk masing-masing pihak.
Mereka menjadi korban kecil, karena harus membuat aturan dan sejumlah larangan merokok, yang mungkin tak sepenuhnya cocok dengan hati nurani.
Tapi apa artinya hati nurani di jaman edan ini dibanding duit melimpah?
Para pejabat itu rela membunuh hati nurani mereka sendiri demi duit.
Ada juga Gerakan Anti Rokok demi kesehatan lingkungan.
Tapi tak tahukah mereka, bahwa di balik logika kesehatan itu ada keserakahan kaum kapitalis asing yang hendak menguasai bisnis global di bidang kretek?
Kretek kita sangat khas.
Dan di negeri orang bule, kretek kita mengantam telak perdagangan rokok putih mereka. Kretek unggul.
Dan karena itu mereka berhitung bagaimana kretek bisa mereka caplok.
Berbeda dengan penemuan Prof Sutiman Bambang Sumitro dari Pusat Penelitian Peluruhan Radikal Bebas di Malang.
Setelah penelitian belasan tahun, salah satu bukti ilmiah yang ditemukan adalah, asap rokok memang mengandung zat merugikan, namun tak cukup kuat sebagai penyebab kanker.
Lebih jauh lagi, teori Prof Sutiman menyatakan, rokok menyebabkan kanker kebanyakan hanya hasil pengolahan data di rumah sakit, bukan di lapangan.
Jadi, asal ada pasien mengidap kanker, dan kebetulan dia merokok, serta-merta rokok lah yang dituding sebagai penyebab tunggalnya.
Variabel-variabel lain yang terkait dengan gaya hidup si pasien, semisal 'asupan' polusi asap kendaraan, konsumsi MSG, dan sebagainya, diabaikan. Metode semacam itu jelas melanggar kaidah eksperimen ilmiah.
Dengan teori baru hasil penelitian ilmuwan bangsa sendiri tersebut, menjadi cukup jelas lah kenapa di sekitar kita banyak perokok aktif yang tetap sehat sampai lanjut usia.
Banyak tokoh nasional yang perokok kretek tetap bugar dan produktif hingga usia senja.
Sebut saja misalnya Haji Agus Salim, mantan Menteri Pendidikan Prof Fuad Hasan, penulis besar Pramoedya Ananta Toer, master menggambar Pak Tino Sidin, tokoh Muhammadiyah Prof Malik Fadjar, dan masih banyak contoh lain.
Mengapa Industri kretek menjadi sasaran Amerika?.
Karena Industri ini disasar karena sudah memberikan sumbangan berharga bagi struktur ekonomi Indonesia.
Kekuatan industri kretek itu setidaknya karena beberapa hal :
#Pertama, tumbuh berkembang dan bertahan lebih dari satu abad tanpa ketergantungan modal pada negara,
#Kedua,menggunakan hampir 100% bahan baku dan konten lokal.
#Ketiga, terintegrasi secara penuh dari hulu ke hilir dengan melibatkan tak kurang dari 30,5 juta pekerja langsung maupun tak langsung.
#Keempat, industri melayani 93% pasar lokal. Dengan karakter sekokoh itu, tak ayal industri kretek menjadi salah satu prototipe kemandirian ekonomi nasional.
Kekuatan inilah yang diincar neo-kolonialis gaya baru ingin menguasai industri rokok, tapi dengan mematahkan ketangguhan industri kretek Indonesia. Caranya lewat kampanye ANTI ROKOK Sekarang ROKOK MEMBUNUHMU.
Sumber Info : Buku Membunuh Indonesia. Konspirasi Global Penghancuran Kretek
Penulis: Abhisam DM, Hasriadi Ary, Miranda Harlan
Penyunting: Abhisam DM
Penerbit: Kata Kata Terbit: Desember 2011
Banyaknya aturan antirokok di berbagai dunia menunjukkan adanya upaya konspirasi global yang ingin menguasai bisnis tembakau secara global.
"Konspirasi global ingin menguasai bisnis tembakau secara dunia, karena menarik industri tembakau ini," kata anggota Komisi IX DPR Poempida Hidayatullah di Jakarta, Kamis (13/9/2012).
Poempida mengungkapkan, ada politikus dan pengusaha dari Amerika Serikat (AS) yang banyak mengeluarkan dana untuk mengkampanyekan antirokok.
"Banyak dana yang masuk juga ke DPR, apa keuntungannya? Karena dia punya perusahaan jasa informasi.
Jadi dengan melakukan kampanye ini, maka dia bisa mengontrol pasar dunia," ujarnya.
Dia mengatakan, saat ini industri rokok telah menyerap tenaga kerja yang sangat besar, dan memberi kontribusi besar terhadap APBN.
Sehingga membuat beberapa pihak tergiur untuk menguasai pasar tembakau.
Sedangkan anggota DPR Rieke Dyah Pitaloka menambahkan, saat ini ada kepentingan asing dalam industri rokok.
Mereka ingin menghancurkan industri rokok nasional, sehingga bisa menjadikan Indonesia sebagai konsumen rokok.
"Saat ini industri tembakau kita sangat bagus. Asing tidak senang, mereka lebih senang kalau kita jadi konsumen dan tempatnya buruh dengan upah murah," tegasnya.
Sementara itu, penggiat ekonomi sekaligus Presidium Insitute Global Justice (IGJ) Salamuddin Daeng mengatakan, dominasi perusahaan besar soal tembakau sangat besar.
"Ketika dunia internasional industri tembakau berkembang pesat, tapi di dalam negeri itu ingin dihancurkan," kata Daeng.
Menurutnya, hingga saat ini negara maju seperti Amerika dan Eropa masih mensubsidi pertanian tembakaunya.
"Amerika banyak sekali, sampai ke asuransi gagal panen. Eropa juga mensubsidi tanaman tembakaunya. Di dalam negeri justru dimatikan dengan muncul peraturan pemerintah hingga perda," tandasnya.
Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa
matahatinews
07.25
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Jakarta (WWT) - Awalnya saya bersimpati dengan Dandhy Dwi Laksono, SJW yang berpengalaman dalam dunia jurnalistik. Ketika ia ditangkap polisi, saya jatuh iba. Siapapun yang ada di belakang Dandhy tidak penting. Karena sebagai seorang jurnalis, tentu ia berhak mengabarkan kejadian.
Meski tidak berada dalam satu perahu, sikap kritis harus dihormati. Dengan syarat, ia harus tepat.
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) langsung memberikan pembelaan dengan nada mengancam. Begitu juga dengan teman-temannya yang lain. Termasuk yang bebeda kelompok darinya. Akhmad Sahal misalnya. Kemanusiaan membuat mereka tergerak untuk membelanya.
Tagar Save Dandhy kemudian lahir. Ketika diciduk itu, Dandhy tiba-tiba jadi pahlawan kecil. Karena sebagian besar orang hanya melihat kebenaran versi Dandhy. Membuat kesimpulan dari tweetnya, bahwa aparat polisi menganiaya mahasiswa di Papua.
Dandhy diketahui telah menuliskan tweet yang berisi informasi kerusuhan di Jayapura dan Wamena, Papua pada 23 September 2019.
Ada dua foto yang diberi keterangan, tentang seorang mahasiswa bersimbah darah dan seorang siswa sekolah terkapar di tanah.
Dandhy juga menulis menggunakan bahasa provokatif dengan menyertakan diksi "diangkut" yang menggambarkan sikap aparat terhadap para mahasiswa. Seolah-olah ingin menunjukkan kesan opresif di sana.
Sebab tweet itu, polisi segera bereaksi dan menangkap Dandhy. Orang-orang menganggap hal itu politis. Mereka menilai tindakan polisi berlebihan. Karena Dandhy dianggap hanya mengabarkan kejadian. Hal wajar yang semestinya diberi kebebasan.
Belakangan ada seorang netizen dengan akun Facebook Fritz Haryadi menceritakan sebaliknya. Fritz jelas lebih tahu situasi di Papua, karena merupakan sekretaris Lembaga Infokom NU dan ketua Lembaga Persatuan Guru NU Papua.
Orang ini, selain aktif di organisasi NU, di Papua, dia juga tinggal di Jayapura, Papua. Pendek kata, ia lebih tahu dengan detil peristiwa di Papua dan bisa dipertanggung-jawabkan informasinya.
Fritz membantah tweet Dandhy dan menceritakan kronologi yang sebenarnya. Bahwa posko yang dibangun di sana itu adalah salah satu faksi gerakan papua merdeka bernama ULMWP (United Liberation Movement for West Papua pimpinan Benny Wenda.
Nama itu adalah sosok pelarian politik yang mendapatkan suaka di London, Inggris sana. Salah satu musuh negara yang sering membuat kabar bohong tentang Indonesia.
Fritz mengoreksi diksi "diangkut" yang dipakai Dandhy. Karena faktanya, aparat justru mengantar mahasiswa itu ke asrama mereka di Wamena dan Sentani secara gratis.
Namun nahas, setibanya di Waena Expo, Jayapura, para demonstran menipu aparat dengan izin minta demo. Dan disitulah mereka membacok dan mengeroyok aparat itu sampai mati.
Dandhy sengaja tidak menyebutkan siapa yang mati. Agar muncul provokasi, mahasiswa itu yang dibunuh.
Kemudian soal siswa SMA yang terkapar, lagi-lagi Dandhy menyebar provokasi. Ternyata menurut Fritz, kebanyakan korban jiwa di sana itu adalah warga luar Papua yang dibantai seperti hewan. Dan seorang dokter telah dibakar hidup-hidup. Sedangkan sumber kerusuhan itu adalah hoax.
Secara sitematis anak-anak SMA itu membakar 735 bangunan. Ada 33 mayat, 224 mobil,150 motor. Mustahil itu tidak digerakkan. Dan mustahil pula aparat diam saja melihat kelakuan mereka.
Dengan jelas terlihat, seorang jurnalis anggota AJI seperti Dandhy sengaja menyebarkan hoax. Tangannya ikut berlumuran darah orang-orang non-papua yang jadi korban kerusuhan.
Dan ketika ia ditangkap karena provokasinya itu, orang-orang menuduh aparat berlebihan. Kemudian ia berpidato lagaknya seorang pahlawan. Membela proxy asing lainnya bernama Veronika Koman.
Dandhy, tak lebih dari seorang bajingan yang memanfaatkan situasi. Menjual kemanusiaan. Membela warga Papua secara sepihak. Padahal 33 mayat non-papua yang kebanyakan terbakar itu juga orang-orang Indonesia. Mereka hanya orang biasa yang jadi korban orang-orang jahat seperti Dandhy.
Di sini, AJI sama sampahnya dengan Dandhy. Mereka memberikan pembelaan membabi-buta. Padahal mestinya mereka berpihak pada kebenaran. Mencari fakta sebenarnya di lapangan, lalu meminta Dandhy minta maaf. AJI hanya menjadi corong SJW kapiran yang politis itu.
Upaya provokasi Dandhy itu berbahaya. Tipikal orang-orang yang senang melihat orang lain menderita. Lalu menjual penderitaan itu dalam bentuk berita. Di depan khalayak kemudian bertingkah sebagai pejuang kemanusiaan. Rendah sekali kalian ini.
Atas nama korban di Papua yang tidak dibela Dandhy, sudah sepantasnya orang seperti dirinya itu ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara. Saya menyesal telah merasa iba kepadanya, begitu tahu fakta yang sebenarnya.
Dandhy, stop sebar hoax!
Ditulis oleh: Kajitow Elkayeni
Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa
matahatinews
07.03
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Bogor (WWB) - Luar biasa politik di Indonesia. Nafsu mengesahkan revisi KUHP begitu kental. Ini memecah pendukung Jokowi. Juga revisi UU KPK. Pro-kontra tercipta. Lalu bidak catur apa yang Jokowi mainkan? Benar, langkah politiknya memunyai fatsun. Punya aturan. Punya pakem. Itu untuk hal-hal yang prinsip. Misalnya tentang hubungannya dengan parpol di koalisi.
Yang jelas. Dia tidak mau diatur-atur, meskipun mendengarkan parpol tentu. Karena tanpa dukungan parpol langkah pembangunan Jokowi bakal tersendat. Dalam batas tertentu, semua keputusan ada di tangannya. Presiden RI. Yang menguatkan salah duanya: Relawan dan relawan netizen (bukan hanya buzzer resmi Jokowi). Ini benar.
*Dari Internal Jokowi*
Posisi politik yang belum jelas membutuhkan petunjuk. Orang, menteri, pejabat, politikus sedang wait and see. Bahkan oposisi pun menimbang – dan menantang. Tawar-menawar posisi. Orang awam banyak bingung – termasuk relawan yang tulus.
Jokowi melihatnya berbeda. Kisruh Papua, pembakar hutan, revisi UU KPK, revisi KUHP, dan goro-goro lain dirancang oleh pihak tertentu tampil ke permukaan. Dasarnya adalah untuk kepentingan masing-masing. Bukan kepentingan negara. Dan, lagi-lagi dia paham.
Banyak yang keluar dari semak politik. JK tampil. Ma’ruf Amin muncul. Dia berbeda pendapat dengan Jokowi. Malah dia mengritik soal impor dan ekspor pangan. Secara ngawur Amin menampilkan data soal nilai ekspor Indonesia dibanding impor. Tujuan Amin apa? Ngerek nama MUI. Another bargaining position.
Menteri saling-silang. BUMN. Lembaga. Mengatur posisi. Antara tetap menjadi menteri. Atau tersingkir. Yang pasti tersingkir pasti, bersikap lucu. Kalau bisa, membangkang. Misalnya, Jokowi melarang perubahan pejabat di kementerian dan lembaga. Nekat mengganti pejabat ini-itu. Jokowi diam. Cukup mencatat. Hanya soal waktu. Out.
*Oposisi Menari*
Politikus oposan menggeliat, sehabis keok Pilpres 2019. Kebakaran hutan – yang secara sengaja dibakar oleh oposan Jokowi – didemo oleh Kadal Gurun. Satu per satu muncul. Fadli Zon soal kebakaran hutan. Dahnil Simandjuntak, dan lainnya. Yang dikomentari termasuk tentu Revisi UU KPK. Semua salah Jokowi. Tentu.
Di berbagai kota, muncul lagi emak-emak jumud bin bahlul demo. Di Bogor, anak-anak SMP dengan simbol khilafah berkeliaran di jalanan: mengecam Jokowi. Soal KPK, soal kebakaran hutan. Mereka mengedarkan sumbangan. Seolah terjadi tragedi kemanusiaan.
Otak mereka disusupi kebencian ala Onta Bahlul, Kadal Gurun, Taliban. Bahkan demo di lokasi kebakaran dengan bendera khilafah – bukan memadamkan api. Soal sholat minta hujan pun Jokowi disalahkan. Ini memang khas dari para eks Kampret yang kini bergelar mentereng: Kadal Gurun, Taliban.
*Diam bagai Burung Nazar*
Yang diam pun ada. SBY. Dia sedang memetik yang dia tanam. Belasungkawa atas meninggalnya Kristiani. Dia mengakhiri politik SBY. Demokrat tentu. Dan, AHY. Sesuai dengan hukum alam.
Kisruh politik. Intoleransi. Radikalisme. Indonesia tengah memetik buah minimal 10 tahun pembiaran ormas radikal oleh SBY. Kaum radikal yang dikiranya akan bermanfaat untuk AHY.
Celakanya, yang memetik Anies Baswedan-Sandi. SBY dengan ambisi Ani-nya untuk AHY gagal total. Tikungan tajam politik yang diambil oleh JK merontokkan AHY. Selain itu, radikalisme menguatkan PKS dan Gerindra – menggerus kekuatan Demokrat di DPR.
Dia mengamati kekisruhan. Pintar. Licik. Teori politik text-book dia praktikkan. Mengerikan. Tak mengherankan logistiknya sampai 2024 dia jauh lebih kuat dari Jokowi 10 tahun. Cerdas dia soal ini. Hingga kini para birokrat masih dari masa SBY. Jika mengambil langkah. Oportunis.
*Ular Keluar dari Semak*
Semak dipukul, bukan oleh Jokowi, mengeluarkan ular tentu. Kisruh di berbagai bidang membuat semua tampak makin benderang. Semua orang. Menteri. Politikus. Skondan. Pembisik. Penasihat. Pembantu. Tenaga ahli. Staf ahli. Pimpinan lembaga.
Dari reaksi mereka atas kisruh itu, Jokowi menyaring. Menimbang. Memastikan. Menguatkan. Bahkan mengganti dan menyingkirkan. Bahkan, berdasarkan gebukan semak yang Jokowi tak lakukan. Para begundal sendiri yang memukul semak. Dan, mereka sendiri yang keluar. Jokowi tinggal pukul kepala ular. Tok. Tok. Satu. Satu. (Penulis: Ninoy N Karundeng).
Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa
matahatinews
16.47
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Selanjutnya saya katakan mereka juga licik, karena mereka memanfaatkan semua itu untuk dijadikan sebagai amunisi isu politiknya untuk menggagalkan pelantikan Jokowi sebagai presiden di bulan Oktober 2019 mendatang. Maka digerakkanlah berbagai demo-demo mahasiswa di beberapa kota untuk menentang pengesahan UU KPK, serta RUU KUHP, RUU Kemasyarakatan dan Revisi UU Pertahanan. Terakhir saya sudah mendengar pula akan terjadi demo besar-besaran lagi dalam waktu dekat ini yang melibatkan berbagai kampus dari beberapa penjuru tanah air. Selain itu sudah menjadi rahasia umum, kerusuhan di Papua beberapa waktu lalu tak terlepas dari salah satu cara mereka untuk menciptakan instabilitas politik dan keamanan nasional, yang diharapkan wibawah Pemerintahan Jokowi jatuh hingga agenda Pelantikan Presiden Oktober mendatang bisa digagalkan. Hari ini saya juga mendengar, di Wamena Papua kembali rusuh, beberapa gedung dibakar oleh gerakan massa yang masih belum jelas. Itu terjadi di beberapa titik berbeda secara bersamaan. Maka sangatlah tidak mungkin jika ini dilakukan secara spontan, melainkan sudah pasti sangat terencana !.
Konflik vertikal kali ini merupakan tanda adanya pergeseran peta politik dari yang sebelumnya, yang biasanya ditandai dengan konflik horizontal. Jika konflik-konflik sebelumnya adalah massa pendukung Jokowi vs massa pendukung prabowo, tapi kali ini adalah massa yang kritis berbaur dengan massa yang anti pada Pemerintahan Jokowi. Yang menyedihkan kali ini, nampaknya para pendukung Jokowi yang masih lugu-lugu, polos soal politik begitu mudah dimanfaatkan oleh mereka yang sejak lama anti dan bernafsu ingin menjatuhkan Presiden Jokowi. Rakyat Papua dan sebagian besar mahasiswa yang awalnya menjadi pendukung berat Jokowi, sekarang mulai banyak yang terhasut hingga mereka mulai bringas pada Pemerintahan Jokowi, hingga melakukan berbagai aksi dan bakar-bakar disana-sini.
Sebagai Agent of social change Mahasiswa memang sangat wajar untuk bersikap kritis pada kebijakan-kebijakan Pemerintah, namun ketika sikap kritis itu tidak ditunjang oleh pemahaman peta politik yang memadai, mahasiswa hanya akan dijadikan budak atau alat dari segelintir mafia politik yang ingin memanfaatkan aksi-aksi mahasiswa untuk meraih keuntungan politik dan ekonominya sendiri. Coba saja dipikirkan, kenapa Presiden Jokowi sendiri yang ingin dan berkepentingan memperkuat KPK, tapi malah mereka tuduh berbasa-basi dan ingin memperlemah KPK? Presiden Jokowi yang meminta pengesahan RUU KUHP ditunda karena mungkin Jokowi melihat ada banyak penyimpangan pasal-pasal disana, tapi malah disalahkan? Mereka harus tau, Presiden tidak sama dengan DPR ! Dan DPR yang lama ini mayoritas masih diisi oleh para pembenci Jokowi, meski partainya sudah banyak yang ikut bergabung dengan Jokowi ! Sebagian besar dari mereka-mereka itu ingin menggiring dan menjebak Jokowi sebagai pelopor Syariatisasi NKRI melalui agenda RUU KUHP yang dipersiapkannya ! Apakah mereka tidak memahami itu?
Mereka seharusnya juga memahami, bahwa setelah Presiden Jokowi terpilih kembali secara resmi sebagai Presiden RI, tidak semua partai politik dan politisi-politisi pendukungnya ingin benar-benar mempertahankan Jokowi, tapi haqul yakin banyak pula yang diam-diam sangat bernafsu untuk menjatuhkannya. Sebagian dari politisi-politisi itu awalnya hanya ingin memanfaatkan popularitas Capres Jokowi, hingga diharapkan mereka dapat terpilih menjadi anggota DPR berkat Jokowi effect, dan setelah mereka sukses terpilih jadi anggota DPR, sebagian dari mereka akan melancarkan tahap atrategi politik berikutnya, yakni menjatuhkan Jokowi. Kenapa hal itu bisa terjadi? Itu tiada lain karena mereka tau, Jokowi adalah presiden yang sangat anti terhadap korupsi. Jokowi adalah presiden yang sangat paham soal birokrasi, hingga Jokowi selalu menutup celah-celah sistem yang dijadikan jalan para calon-calon koruptor untuk korupsi. Olehnya, dalam menghadapi sosok Jokowi yang seperti itu, semua tikus-tikus negara akan bergabung untuk menjatuhkan atau menggagalkan Pelantikan Presiden Jokowi. Dan tikus-tikus negara seperti itu tak terbatas hanya pada mereka yang masih bertengger di Partai Oposisi, melainkan juga di Partai Pendukung.
"Beri jatah kami banyak menteri, ataukah anda akan kami jatuhkan !"...Begitulah kira-kira semboyan dan ancaman diam-diam mereka pada Presiden Jokowi di balik manuver-manuver politiknya selama ini. Pertanyaan saya pada teman-teman di LSM yang selama puluhan tahun ini ikut terlibat dalam perjuangan konsolidasi demokrasi, akan kalian kemanakan suara politik kalian? Masihkah kekesalan kalian soal disahkannya UU KPK, akan menjadikan kalian tanpa sadar maju bersama para tikus-tikus negara untuk meruntuhkan kewibawaan pemerintahan Jokowi yang kemarin sebelum PILPRES kita bela bersama? Berpikirlah secara jernih, jangan sampai kalian tiba-tiba tanpa sadar digiring dan dipimpin aksi oleh tokoh-tokoh ORMAS yang selama ini kalian kritisi, yakni FPI dan HTI ! Sapere aude !...(SHE).
23 September 2019.
Saiful Huda Ems (SHE). Advokat dan Penulis, Mantan Demonstran '98 dan salah satu pelopor penggulingan Rezim Soeharto di Jerman tahun 1991-1995.
Oleh: Saiful Huda Ems.
Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa
Penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Swiss di Bern (Swiss)
bbrp jam yang lalu
Tentang Perburuan Harta orang-orang Indonesia ...
yang disimpan di Bank Swiss
Jika Harta legal...
maka itu tidak akan diganggu
Tetapi jika Harta itu *ilegal*
yaitu Harta dari orang-orang yang diduga Korupsi atau Tindakan Pencucian Uang....
maka ini akan disita
Yang konon banyak dimiliki penguasa Orba
Jadi.......
*perburuan Harta Ilegal sudah dimulai*
*INGAT.....SUDAH DIMULAI*
Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa matahatinews 00.55 New Google SEO Bandung, Indonesia
bbrp jam yang lalu
Tentang Perburuan Harta orang-orang Indonesia ...
yang disimpan di Bank Swiss
Jika Harta legal...
maka itu tidak akan diganggu
Tetapi jika Harta itu *ilegal*
yaitu Harta dari orang-orang yang diduga Korupsi atau Tindakan Pencucian Uang....
maka ini akan disita
Yang konon banyak dimiliki penguasa Orba
Jadi.......
*perburuan Harta Ilegal sudah dimulai*
*INGAT.....SUDAH DIMULAI*
Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa matahatinews 00.55 New Google SEO Bandung, Indonesia
Mereka adalah :
1. Yang biasa dapat ATM (setoran) dari sana.
2. Yang kehilangan kesempatan jadi makelar 'minta saham'
3. Yang ketakutan 'boroknya' ketahuan
Yang pasti hanya orang tolol yang bilang lebih baik nerima cuma 9% dari Freeport, sementara dengan divestasi, kita bisa menikmati 51%, termasuk 10% buat masyarakat Papua itu sendiri.
Indonesia membayar divestasi sebesar 56 Trilyun, menjadi tuan atas gunung emas itu dan menikmati bagian terbesar dari kemilau emas, perak, tembaga, platina bahkan mungkin hingga Uranium. Sebentar aja, balik modal!!!
Sementara selama 10 tahun, kita pergunakan APBD sebesar 1300 trilyun hanya buat subsidi BBM. APBN habis, BBM nya malah dinikmati para mafia BBM.
Rakyat tetap miskin, BBM nya dimakan mafia, Freeport mengeruk emas seenaknya.
#SalamWaras
Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa
matahatinews
10.28
New Google SEO
Bandung, IndonesiaSumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa
Gunung Sindur (WWB) - Salah satu maknanya adalah, Partai tidak mengutip uang sepeserpun untuk biaya Pen-caleg-an kami, tidak seperti di beberapa partai lainnya, yang sudah dikutip uang ratusan bahkan mm-an, hanya untuk proses pen-caleg-an. Hal ini membuat kami tidak memililiki beban yang harus dibayar, atau dikembalikan, saat kami menjabat nanti.
Sehingga, saat kami menjabat nanti, yang kami pikirkan hanya satu, yakni konsentrasi dengan pekerjaan yang diamanatkan kepada kami, semoga kami pun amanah dalam menjalankan tugas-tugas kami.
Karenannya tidak berlebihan jika kita-kita ini yang menjadi kader NasDem, yang juga kebetulan menjadi caleg, menyebut dirinya sebagai "#CalegTanpaMahar"
Dari Partai yang Bersih, Lahirlah Kader yang Bersih...
Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa
Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa
Semua elite politik yang sekarang ada, adalah bagian dari sistem kekuasaan, yang sehingga Jokowi bisa berprestasi.
Setiap rencana kerja Jokowi, telah melewati perdebatan politik di DPR.
Semua program Jokowi, soal pembangunan insfrastruktur, :
Reformasi MIGAS,..
Reformasi Anggaran,..
Reformasi Pajak,..
Reformasi Birokrasi,..
dan lain sebagainya sudah dibahas di DPR.
Apakah mudah.?
tidak..!
Itu terjadi perdebatan panjang.
Tentu mereka berdebat, tidak seperti di ILC.
Ada protokol yang mengatur.
Semua bicara dengan, data dan hukum yang jelas.
Kalau sampai, program itu lolos dalam perdebatan dan akhirnya dilaksanakan, maka ia menjadi produk UU yang secara sistem harus didukung.
Apakah setelah itu DPR diam saja.? TIdak..!
Ada lagi pengawasan DPR, secara berkala terhadap kinerja Pemerintah.
UU memberikan kekuasaan DPR untuk itu.
Artinya semua partai, termasuk oposan sangat paham, mengapa APBN harus diganjal dengan utang.
Tahu benar berapa utang masa lalu, yang dibayar Jokowi dan berapa utang baru, yang dilakukan Jokowi dan untuk apa utang itu.
Tahu benar mengapa BUMN harus di restruktur permodalanya.
Tahu benar bagaimana, program pembiayaan di luar anggaran ( PINA ) harus dilaksanakan, sebagai solusi keterbatasan APBN, yang sehingga terjadi proyek B2B atau PPP secara meluas.
Tahu benar skema subsidi, untuk sektor produksi dan peningkatan anggaran Investasi pendidikan.
Semua mereka tahu.
Tetapi mengapa.?
Mereka seenaknya menyampaikan berita, di media massa seakan mereka tidak tahu.?
Yang lebih konyolnya lagi, berita itu lebih banyak opini yang menyesatkan.
Mengapa.?
Contoh mereka teriak di media massa, bahwa utang Indonesia, sudah lampu merah dan akan tergadaikan dengan asing.
Bagaimana sampai ini keluar dari elite politik.?
Padahal mereka tahu besaran utang itu, diatur dalam UU.
Kalau Jokowi melanggar UU, kan bisa jatuh dia.
Mereka teriak BUMN di jual.
Padahal mereka tahu, bahwa penjualan BUMN, harus izin DPR.
Apakah pada era Jokowi, DPR mengizinkan penjualan BUMN.?
Tidak ada...!
Justru DPR era sebelum Jokowi, yang mengizinkan privatisasi BUMN lewat bursa.
Kalaupun sekarang BUMN melepas saham di bursa, itu adalah right issue, dalam rangka aksi korporate bagi BUMN, yang sudah listed dibursa.
Kini komposisi saham pemerintah di BUMN diperbesar lewat PMN.
Itu semua elite politik, tahu duduk persoalannya.
Tetapi mengapa mereka pura-pura bego.?
Jawabannya adalah ketika mereka berada didalam sistem, mereka gagal dalam perbedatan dan loby politik dengan team kabinet Jokowi.
Mengapa.?
Maklum karena, sebelumnya mereka terbiasa melakukan konspirasi dengan penguasa, untuk membohongi rakyat lewat program merampok APBN atau corruption mind.
Dan ketika team Kabinet Jokowi, menolak konspirasi itu dan focus kepada program berdasarkan amanah UU, mereka kecewa.
Benarkah itu.?
OK...Kalaulah niat mereka baik dan Jokowi salah, tentu mereka akan berkoar di media massa dengan ide yang hebat dan bukti yang akurat sebagai koreksi terhadap program Jokowi.
Bukankah media massa, adalah kekuatan politik nomor empat, yang diakui dalam system Demokrasi.?
Tetapi kita tidak mendengar ide hebat, sebagai koreksi kebijakan Jokowi.
Yang ada malah, kebohongan tiada henti.
Kami dari Group Alumni ITB...👍
Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa
matahatinews
05.44
New Google SEO
Bandung, Indonesia